KEBERKAHAN ITU KARENA
ALLAH
(InspiratorPoyo)
Cuti? Mungkin itu suatu hal yang
dipikiran mahasiswa secara umum sebagai suatu hal yang tidak perlu dilakukan,
hanya buang-buang waktu kuliah saja. Sangat tidak perlu lah, apalagi kalau
nanti kita kerja akan sangat dipengaruhi oleh syarat usia lalu kenapa harus
repot-repot ambil cuti segala. Saya pun berpikir demikian di awalnya. tapi
semua berubah ketika saya memaknai proses “cuti” saya.
Beberapa
waktu yang lalu saya hampir saja mengikuti sebuah pertukaran pelajar ke negeri
Sakura. Siapa sih yang nggak ingin pergi kesana apalagi atas nama pendidikan.
Semua pasti menginginkannya cuma banyak diantara para permimpi itu tidak tahu
bagaimana caranya. Kesempatan itu sudah ada di tangan. Maka tak ingin seorang
pun melepaskannya. Berbagai persiapan
pun sudah saya siapkan, mulai dari passport, visa, sampai surat cuti sudah ada
di tangan. Istilahnya tinggal berangkat saja lah, namun yang menjadi problem
adalah uang saku dan berbagai beaya lain harus saya panggul sendiri, kecuali
beaya pendidikan yang sudah di back-up oleh Ryukyus University. Saya sih optimis saja, toh Allah itu akan merubah
nasib suatu kaum jika kaum itu sendiri yang berusaha . maka meskipun saya tidak
ada uang tapi mau berusaha, maka kesempatan itu pasti akan datang.
Berbagai
perusahaan dan instansi baik kampus maupun instansi pemerintah sudah saya
tembusi untuk dijadikan sponsor. Waktu sudah menunjukkan tinggal beberapa pekan
lagi menjelang keberangkatan ke Jepang. Mungkin bagi mereka yang belum pernah
ke luar negeri, akan menjadikan mereka “galau” begitu juga saya, ditambah lagi
belum ada dana yang cukup untuk mem-back-up semua kebutuhan saya nantinya.
Bahkan sampai H-1 minggu saya belum dapat dana cukup bahkan untuk beli tiket
sekalipun. Keputusan besar mengambang dalam setiap sesaat sebelum saya tidur.
Apakah aku akan menjadi seorang survival untuk mengadu hidup disana tanpa modal
sekali pun? Apa itu jalan terbaik? Atau kah saya bisa pergi dengan berhutang
sejumlah uang kepada saudara saya untuk menjamin keperluan saya selama kuliah
disana nanti? Atau kemungkinan terakhir saya batalkan semua kontrak yang sudah
ada lalu melalui hari sebagai mahasiswa biasa? Sungguh sebuah pilihan yang
sulit, dihadapkan dengan keinginan (cita-cita) dengan realita yang ada,
benar-benar diuji keimanan akan rencana Allah kepada saya.
Berbagai
pertimbangan saya lakukan bersama orang tua, kalau semisal saya berangkat entah
itu nekat sebagai BONEK atau berhutang kepada saudara sampai kepada konsekuensi
ketika saya men-cancel semua yang sudah saya rencanakan. Saya memilih untuk
men-cancel keberangkatan saya, insyaallah lain kali jika rejeki maka saya akan
pergi kesana dengan segala sesuatu yang lebih indah. Lalu bagaimana dengan masa
studi? Kan sudah terlanjur cuti! Saya saat itu sedang Kerja Praktek di salah
satu perusahaan pupuk di Gresik, sudah satu bulan lebih saya cuti dan
meninggalkan kuliah. Tidak tahu kenapa dengan mantap saya meyakinkan diri bahwa
ini adalah jalan terbaik, yakni melanjutkan masa cuti saya.
Saya
tidak menyesal kenapa harus saya membuang uang dan waktu untuk sesuatu hal yang
tidak berguna, yang sudah tahu 99% hasilnya akan negatif. Saya tidak menyesal
meskipun saya tidak jadi berangkat saat itu, saya bersyukur masih diberikan
kesempatan untuk mencoba semaksimal mungkin untuk bisa mewujudkan impian itu,
meskipun ternyata impian itu harus tertunda terlebih dahulu. Mungkin belum
waktunya mimpi itu terwujud. Lalu apakah saya menyesal telah mengambil masa
cuti? Jawabannya adalah tidak! Saya memaknai ini sebagai proses yang harus saya
lalui, inilah jalan yang dipilihkan oleh Allah kepada saya.
Saya
tetap bersyukur menerima semua yang ada. Ikhlas adalah kunci utama dalam
menjalani semua cobaan kehidupan. Kepercayaan akan sesuatu yang lebih indah di
depan sana menjadi salah satu kunci yang akan membawa kita kepada hal yang
baik. Lalu apa yang harus saya kerjakan selama masa cuti ini? Di semarang sudah
tidak ada amanah lagi yanfg harus saya selesaikan, lalu apakah harus saya kerja
proyek mengikuti saudara saya yang lain? Dengan bismillah, saya memantapkan
untuk kembali menatap kehidupan di Semarang, Insyaallah akan ada jalan yang
baik.
Beberapa
hari di Semarang mungkin adalah cobaan bagi saya, karena saya belum ada tempat
tinggal. Oleh karenanya saya menginap di Asrama Beastudi Etos selama 2 minggu.
Saya mau memulai kembali bimbel yang satu bulan lebih ini saya lepas. Rasanya
sungguh tidak enak menjadi seorang pengangguran. Kesabaran ternyata buahnya
sangat enak, satu minggu setelah saya merasakan rasanya menjadi seorang
pengangguran, saya diminta dosen tekim untuk bekerja di laboratoriumnya. Tentu
saya terima, dari pada saya jobless? Ini baru satu keberkahan yang saya
dapatkan. Hikmah paling penting adalah dengan ini saya jadi mengerti kemana
arahan setelah lulus kuliah nanti.
Di
saat-saat ini pula saya menemukan beberapa hal yang beberapa waktu lalu menjadi
impian saya dan sempat terlupakan. Saya ingin mendirikan sebuah EO professional
sebagai saran instansi dalam melaksanakan kegiatan indoor maupun outdoor. Nah,
kini satu mimpi yang sempat terlupa itu seolah muncul kembali dan kini mulai
menumbuhkan benihnya. Selain itu masih banyak balasan positif yang diberikan
oleh Allah pada saya, antara lain saya dipertemukan dengan orang-orang baik di
lab, saya bisa berkesempatan untuk memulai sebuah bisnis bersama dengan partner
yang baik akhlaknya.
Semua yang ada dalam hidup itu
akan menjadi bermakna jika kita mau memanknai hidup dengan sebaik hati.
Jangan pernah menyerah dengan
keadaan yang ada dan tetaplah memandang hidup dengan pandangan positif, maka
segala kebaikan dari-Nya akan menghampiri kita
Think positive makes beautiful things
Tidak ada komentar:
Posting Komentar