Rabu, 28 November 2012

Keberkahan itu Karena Allah

KEBERKAHAN ITU KARENA ALLAH
(InspiratorPoyo)

                Cuti? Mungkin itu suatu hal yang dipikiran mahasiswa secara umum sebagai suatu hal yang tidak perlu dilakukan, hanya buang-buang waktu kuliah saja. Sangat tidak perlu lah, apalagi kalau nanti kita kerja akan sangat dipengaruhi oleh syarat usia lalu kenapa harus repot-repot ambil cuti segala. Saya pun berpikir demikian di awalnya. tapi semua berubah ketika saya memaknai proses “cuti” saya.

                Beberapa waktu yang lalu saya hampir saja mengikuti sebuah pertukaran pelajar ke negeri Sakura. Siapa sih yang nggak ingin pergi kesana apalagi atas nama pendidikan. Semua pasti menginginkannya cuma banyak diantara para permimpi itu tidak tahu bagaimana caranya. Kesempatan itu sudah ada di tangan. Maka tak ingin seorang pun melepaskannya.  Berbagai persiapan pun sudah saya siapkan, mulai dari passport, visa, sampai surat cuti sudah ada di tangan. Istilahnya tinggal berangkat saja lah, namun yang menjadi problem adalah uang saku dan berbagai beaya lain harus saya panggul sendiri, kecuali beaya pendidikan yang sudah di back-up oleh Ryukyus University. Saya  sih optimis saja, toh Allah itu akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu sendiri yang berusaha . maka meskipun saya tidak ada uang tapi mau berusaha, maka kesempatan itu pasti akan datang.
                Berbagai perusahaan dan instansi baik kampus maupun instansi pemerintah sudah saya tembusi untuk dijadikan sponsor. Waktu sudah menunjukkan tinggal beberapa pekan lagi menjelang keberangkatan ke Jepang. Mungkin bagi mereka yang belum pernah ke luar negeri, akan menjadikan mereka “galau” begitu juga saya, ditambah lagi belum ada dana yang cukup untuk mem-back-up semua kebutuhan saya nantinya. Bahkan sampai H-1 minggu saya belum dapat dana cukup bahkan untuk beli tiket sekalipun. Keputusan besar mengambang dalam setiap sesaat sebelum saya tidur. Apakah aku akan menjadi seorang survival untuk mengadu hidup disana tanpa modal sekali pun? Apa itu jalan terbaik? Atau kah saya bisa pergi dengan berhutang sejumlah uang kepada saudara saya untuk menjamin keperluan saya selama kuliah disana nanti? Atau kemungkinan terakhir saya batalkan semua kontrak yang sudah ada lalu melalui hari sebagai mahasiswa biasa? Sungguh sebuah pilihan yang sulit, dihadapkan dengan keinginan (cita-cita) dengan realita yang ada, benar-benar diuji keimanan akan rencana Allah kepada saya.
                Berbagai pertimbangan saya lakukan bersama orang tua, kalau semisal saya berangkat entah itu nekat sebagai BONEK atau berhutang kepada saudara sampai kepada konsekuensi ketika saya men-cancel semua yang sudah saya rencanakan. Saya memilih untuk men-cancel keberangkatan saya, insyaallah lain kali jika rejeki maka saya akan pergi kesana dengan segala sesuatu yang lebih indah. Lalu bagaimana dengan masa studi? Kan sudah terlanjur cuti! Saya saat itu sedang Kerja Praktek di salah satu perusahaan pupuk di Gresik, sudah satu bulan lebih saya cuti dan meninggalkan kuliah. Tidak tahu kenapa dengan mantap saya meyakinkan diri bahwa ini adalah jalan terbaik, yakni melanjutkan masa cuti saya.
                Saya tidak menyesal kenapa harus saya membuang uang dan waktu untuk sesuatu hal yang tidak berguna, yang sudah tahu 99% hasilnya akan negatif. Saya tidak menyesal meskipun saya tidak jadi berangkat saat itu, saya bersyukur masih diberikan kesempatan untuk mencoba semaksimal mungkin untuk bisa mewujudkan impian itu, meskipun ternyata impian itu harus tertunda terlebih dahulu. Mungkin belum waktunya mimpi itu terwujud. Lalu apakah saya menyesal telah mengambil masa cuti? Jawabannya adalah tidak! Saya memaknai ini sebagai proses yang harus saya lalui, inilah jalan yang dipilihkan oleh Allah kepada saya.
                Saya tetap bersyukur menerima semua yang ada. Ikhlas adalah kunci utama dalam menjalani semua cobaan kehidupan. Kepercayaan akan sesuatu yang lebih indah di depan sana menjadi salah satu kunci yang akan membawa kita kepada hal yang baik. Lalu apa yang harus saya kerjakan selama masa cuti ini? Di semarang sudah tidak ada amanah lagi yanfg harus saya selesaikan, lalu apakah harus saya kerja proyek mengikuti saudara saya yang lain? Dengan bismillah, saya memantapkan untuk kembali menatap kehidupan di Semarang, Insyaallah akan ada jalan yang baik.
                Beberapa hari di Semarang mungkin adalah cobaan bagi saya, karena saya belum ada tempat tinggal. Oleh karenanya saya menginap di Asrama Beastudi Etos selama 2 minggu. Saya mau memulai kembali bimbel yang satu bulan lebih ini saya lepas. Rasanya sungguh tidak enak menjadi seorang pengangguran. Kesabaran ternyata buahnya sangat enak, satu minggu setelah saya merasakan rasanya menjadi seorang pengangguran, saya diminta dosen tekim untuk bekerja di laboratoriumnya. Tentu saya terima, dari pada saya jobless? Ini baru satu keberkahan yang saya dapatkan. Hikmah paling penting adalah dengan ini saya jadi mengerti kemana arahan setelah lulus kuliah nanti.
                Di saat-saat ini pula saya menemukan beberapa hal yang beberapa waktu lalu menjadi impian saya dan sempat terlupakan. Saya ingin mendirikan sebuah EO professional sebagai saran instansi dalam melaksanakan kegiatan indoor maupun outdoor. Nah, kini satu mimpi yang sempat terlupa itu seolah muncul kembali dan kini mulai menumbuhkan benihnya. Selain itu masih banyak balasan positif yang diberikan oleh Allah pada saya, antara lain saya dipertemukan dengan orang-orang baik di lab, saya bisa berkesempatan untuk memulai sebuah bisnis bersama dengan partner yang baik akhlaknya.
Semua yang ada dalam hidup itu akan menjadi bermakna jika kita mau memanknai hidup dengan sebaik hati.
Jangan pernah menyerah dengan keadaan yang ada dan tetaplah memandang hidup dengan pandangan positif, maka segala kebaikan dari-Nya akan menghampiri kita
Think positive makes  beautiful things

                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar